Pages

Senin, 30 Mei 2011

DAKWAH








Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan.
Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata "Ilmu" dan kata "Islam", sehingga menjadi "Ilmu dakwah" dan Ilmu Islam" atau ad-dakwah al-Islamiyah.

lmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara-cara dan tuntunan untuk menarik perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti, menyetujui atau melaksanakan suatu ideologi, agama, pendapat atau pekerjaan tertentu. Orang yang menyampaikan dakwah disebut "Da'i" sedangkan yang menjadi obyek dakwah disebut "Mad'u". Setiap Muslim yang menjalankan fungsi dakwah Islam adalah "Da'i".

Tujuan utama dakwah

Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah. Nabi Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan. Dimulai dari istrinya, keluarganya, dan teman-teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu. Di antara raja-raja yang mendapat surat atau risalah Nabi SAW adalah kaisar Heraklius dari Byzantium, Mukaukis dari Mesir, Kisra dari Persia (Iran) dan Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia).

Fiqhud-dakwah

Ilmu yang memahami aspek hukum dan tatacara yang berkaitan dengan dakwah, sehingga para muballigh bukan saja paham tentang kebenaran Islam akan tetapi mereka juga didukung oleh kemampuan yang baik dalam menyampaikan Risalah al Islamiyah.

Dakwah Fardiah

Dakwah Fardiah merupakan metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang lain (satu orang) atau kepada beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas. Biasanya dakwah fardiah terjadi tanpa persiapan yang matang dan tersusun secara tertib. Termasuk kategori dakwah seperti ini adalah menasihati teman sekerja, teguran, anjuran memberi contoh. Termasuk dalam hal ini pada saat mengunjungi orang sakit, pada waktu ada acara tahniah (ucapan selamat), dan pada waktu upacara kelahiran (tasmiyah).

 Dakwah Ammah

Dakwah Ammah merupakan jenis dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Media yang dipakai biasanya berbentuk khotbah (pidato).
Dakwah Ammah ini kalau ditinjau dari segi subyeknya, ada yang dilakukan oleh perorangan dan ada yang dilakukan oleh organisasi tertentu yang berkecimpung dalam soal-doal dakwah.

Dakwah bil-Lisan

Dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah). dakwah jenis ini akan menjadi efektif bila: disampaikan berkaitan dengan hari ibadah seperti khutbah Jumat atau khutbah hari Raya, kajian yang disampaikanDakwah bil-Haal
Dakwah bil al-Hal adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Mad'ulah) mengikuti jejak dan hal ikhwal si Da'i (juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah.
Pada saat pertama kali Rasulullah Saw tiba di kota Madinah, beliau mencontohkan Dakwah bil-Haal ini dengan mendirikan Masjid Quba, dan mempersatukan kaum Anshor dan kaum Muhajirin dalam ikatan ukhuwah Islamiyah.

Dakwah bit-Tadwin

Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit at-Tadwin (dakwah melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif.
Keuntungan lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang dai, atau penulisnya sudah wafat. Menyangkut dakwah bit-Tadwim ini Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para syuhada".

Dakwah bil Hikmah

Dakwah bil Hikmah Yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana, yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif.
Dalam kitab al-Hikmah fi al dakwah Ilallah ta'ala oleh Said bin Ali bin wahif al-Qathani diuraikan lebih jelas tentang pengertian al-Hikmah, antara lain:
Menurut bahasa:
  • adil, ilmu, sabar, kenabian, Al-Qur'an dan Injil
  • memperbaiki (membuat manjadi lebih baik atau pas) dan terhindar dari kerusakan
  • ungkapan untuk mengetahui sesuatu yang utama dengan ilmu yang utama
  • obyek kebenaran(al-haq) yang didapat melalui ilmu dan akal
  • pengetahuan atau ma'rifat.
Menurut istilah Syar'i:
  • valid dalam perkataan dan perbuatan, mengetahui yang benar dan mengamalkannya, wara' dalam Dinullah, meletakkan sesuatu pada tempatnya dan menjawab dengan tegas dan tepat. (http://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah#Dakwah_Ammah)

Intake of Arterial Blood

Intake of Arterial Blood







Arterial blood sampling generally use the radial artery in the wrist area. If it is not possible to be selected brachial artery in the arm or the femoral artery in the groin. Blood sampling should be done carefully and by trained personnel.Arterial blood samples were generally used for blood gas analysis.
Procedure

    
* Prepare the sampling equipment in place / room where will be carried out sampling.
    
* Select the radial artery.
    
* Attach a rope hedgerow (tourniquet) if necessary.
    
* Perform palpation (feeling) with your fingers to make sure the location of the artery.
    
* Disinfection of the skin to be pierced with alcohol 70% cotton, allow to dry. Skin that has been cleaned do not hold anymore.
    
* Press the artery to be pierced with two fingers and then stick the needle in the side under the index finger with the needle position upright or slightly tilted. If you prick blood work looks into the syringe and pushed thoracic upward.
    
* Having achieved the desired blood volume, remove / pull the needle and immediately place the cotton on the puncture site and press cotton vigorously for ± 2 minutes. Put plaster in this section for ± 15 minutes.
information on arterial blood
. Arteries or veinsArteries are blood vessels originating from thick-walled chambers of the heart and stiff.
- Tubes artery coming from the left ventricle whose job it is called the aorta carries oxygen to spread throughout the body.- Tubes artery origin from the right chamber called the pulmonary artery that carries blood contaminated betugas carbon dioxide from every part of the body leading to the lungs.
The modified Allen Test
-1) The hand is elevated and the patient / person is asked to make a fist for about 30 seconds.
2) Pressure is applied over the ulnar and the radial arteries so as to occlude both of Them.
3) Still elevated, the hand is then opened. It Should Appear blanched (pallor cans be observed at the finger nails).
4) ulnar pressure is released and the color Should return in 7 seconds.
Inference: ulnar artery supply to the hand is sufficient and it is safe to cannulate / prick the radial
If color does not return or returns after 70-10 seconds, the test is positive Considered and the ulnar artery supply to the hand is not sufficient. The radial artery therefore can not be safely pricked / cannulated.[Edit] Anatomical basis
The hand is normally supplied by blood from the ulnar and radial arteries. The arteries undergo anastomosis in the hand. Thus, if the blood supply from one of the arteries is cut off, the other artery cans adequate blood supply to the hand. A minority of people lack this dual blood supply.[Edit] Significance
An Uncommon complication of radial arterial blood sampling / cannulation is disruption of the artery (obstruction by clot), Placing the hand at risk of ischemia. Those people lack the dual supply WHO are at much Greater risk of ischemia. The risk cans be reduced by performing Allen's test beforehand. People WHO have a single blood supply in one hand Often have a dual supply in the other, allowing the practitioner to take blood from the side with dual supply.
Also Allen's test is performed prior to heart bypass surgery. The radial artery is occasionally Used as a conduit for bypass surgery, and its patency Lasts longer in comparison to the saphenous veins. Prior to heart bypass surgery, Allen's test is performed to assess the Suitability of the radial artery to be Used as a conduit. A result of Less than 3 seconds is Considered as good and Suitable. A result of Between 3-5 seconds is equivocal, whereas the radial artery will from not be Considered for grafting if the result is longer Than 5 seconds.
The utility of the Allen's test is questionable,  and no direct correlation with reduced ischemic complications of radial artery cannulation have ever been proven. In 1983, 1.782 Slogoff and colleagues reviewed the radial artery cannulations and found 25% of Them That resulted in complete radial artery occlusion, without apparent adverse effects.  A number of reports have been published in the which permanent sequelae of ischemic events occurred in the presence of a normal Allen's test. In Addition, the results of Allen's tests do not Appear to correlate with distal blood flow as demonstrated by fluorescein dye injectionsor photoplethysmography.Modifications to the test have been proposed to improv reliability. (Http://en.wikipedia.org/wiki/Allen% 27s_test

Selasa, 24 Mei 2011

SEDIMEN URINE
 bakteri
 sel darah merah
 tripel fosfat (struvite)






Azas :
Endapan urine yang diperoleh setelah dipusing diperiksa dibawah mikroskop dan dihitung unsur sel dan torak.
Sebaiknya digunakan urine yang baru dikemihkan untuk menghindari perubahan morfologi unsur sedimen. Pada urine dengan berat jenis < 1.007 eritrosit akan menghemolisis dan leukosit akan mengembang.

Cara :
1. Botol berisi urine digoyangkan agar memperoleh sampel yang tercmpur (homogen)
2. Sebanyak 15 ml urine dituang ke dalam tabung sentrifuge.
3. Pusing dengan alat sentrifuge selama 3-5 menit dengan kecepatan 1.500 – 2.000 rpm.
4. Isi tabung dituang habis ke tabung lain (gerakan satu kali dan cepat)
5. Dasar tabung pertama diketok beberapa kali agar sisa urine dan endapan tercampur.
6. Letakkan setetes campuran tersebut di atas kaca objek bersih dan tutup dengan kaca penutup.
7. Periksa di bawah mikroskop dengan cahaya rendah.
8. Lensa objektif kecil (10x) = Lapangan Pandang Kecil (LPK). Periksa seluruh sediaan, perhatikan adanya jenis torak. Laporkan jumlah torak terlihat dalam 10 LPK, misalnya 0-3 torak hialin/LPK.
9. Lensa sedang (40x) = Lapangan Pandang Besar (LPB) untuk menghitung jumlah leukosit, eritrosit dan glitter celll yang dijumpai dalam 10 LPB serta bagi dengan angka 10. Laporkan juga adanya jenis kristal, jamur, sperma, parasit dan lain-lain. (R.GandaSoebrata)


CARA PEMBACAAN-PELAPORAN SEDIMEN


1. Pembesaran 10 x/LPK=Lapang Pandang Kecil
a. Silinder/Cast/Torak terdiri dari :
• Silinder Hialin /LPK
• Silinder Granular Halus /LPK
• Silinder Granular Kasar /LPK
• Silinder Leukosit /LPK
• Silinder Lilin /LPK
• Silinder Fatty /LPK
• Silinder Epithelia /LPK
• Silinder Hemoglobin /LPK
• Silinder Eritrosit /LPK
• Silinder Bilirubin /LPK
• Silindroid /LPK
• Lain-lain Silinder /LPK
Untuk silinder lainnya seperti silinder dari kristal baik asam maupun alkali tetap dihitung sama dengan silinder lainnya. Sebenarnya banyak sekali silinder yang mungkin ditemukan pada sedimen patologis ada hampir 25 jenis silinder.
b. Sel Epithel
• Epithel Squamous /LPK
• Epithel Renal Tubuli /LPK
• Epithel Transisional /LPK
Epithel ini harus dibagi 3 dalam pembacaannya, yang sering ditemukan adalah Squamous (alat kelamin, vagina atau penis), jarang ditemukan transisional (dari ureter, uretra dan kandung kemih) dan patologis Renal Tubular cell (RTC) karena dari ginjal.
c. Kristal
• Calcium oxalat -, +, ++, +++
• Amorf Urat -, +, ++, +++
• Asam urat -, +, ++, +++
• Tripel fosfat -, +, ++, +++
• Amorf fosfat -, +, ++, +++
• Amonium urat -, +, ++, +++
• Natrium urat -, +, ++, +++
• Calcium sulfat -, +, ++, +++
• Sulfa (jenisnya) -, +, ++, +++
• Amorf Urat -, +, ++, +++
• Amonium biurat -, +, ++, +++
• Lain-lain -, +, ++, +++
d. Kristal Patologis
• Cystine -, +, ++, +++
• Leusine -, +, ++, +++
• Tyrosine -, +, ++, +++
• Bilirubin -, +, ++, +++
• Cholesterol -, +, ++, +++
e. Mikroorganisme
• Bakteria -, +, ++, +++
• Yeast Cell -, +, ++, +++
• Hifa Candida sp. -, +, ++, +++
• Trichomonas vaginalis - atau +
• Spermatozoa - atau +
• Mites - atau +
• Aspergillus - atau +
• Pthyrus pubis - atau +
• Sarcoptes Scabei - atau +
f. Telur Cacing
• Telur Trichuris - atau +
• Telur Schistosoma haematobium - atau +
• Telur Enterobius vermicularis - atau +
• Telur Fasciola hepatica - atau +
g. Others
• Mucus Thread (Benang Lendir) - atau +
• Other Crystals -, +, ++, +++

2. Pembesaran 40 x/LPB=Lapang pandang Besar
a. Leukosit /LPB
b. Eritrosit /LPB
c. Sel Glitter (Leukosit Ginjal) /LPB
d. Oval Fat Bodies /LPB
Inilah sedimen yang harus dilaporkan dalam LPB, sebenarnya oval fat bodies merupakan RTC yang terakumulasi lemak sehingga menjadi sel lemak.

Keterangan :
1. Sebelum urine dituang ke dalam tabung sentrifuge, terlebih dahulu botol penampung dikocok agar sedimen yang mengendap homogen kembali.
2. Proses sentrifugasi yang terlalu cepat dan terlalu lama menyebabkan sedimen yang terkandung dalam urine akan rusak sebagian, sebaliknya terlalu cepat dan lambat radius setrifugasi menyebabkan tidak semua mengendap sedimen. Sebaiknya dihindarkan semua kejadian ini.
3. Pada wanita yang haid dan pasien dengan perdarahan berat pada saluran kemih tidak dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan sedimen urine karena akan terjadi kesalahan dalam penafsiran hasil. Cukup dilaporkan pada makroskopis Blood gross (+) disertai keterangan lain.
4. Kontaminan sedimen : Pollen grain, serat rambut, cotton fiber, bubble air, lipid droplet, fecal material contaminant dan anticoagulant EDTA tidak perlu dilaporkan.
5. Adanya lendir secara makroskopis dan benang lendir secara mikroskopis dilaporkan sebagai : Mucus Thread (+) dan ikut serta dalam pelaporan.
6. Apabila dalam lapang pandang dihitung lebih dari 100 suatu unsur sedimen (misal : eritrosit > 100/lpk), maka dilaporkan eritrosit >100/lpk dan apabila ditemukan >200/lpk maka dilaporkan dengan : Positif (+) penuh.
7. Epitel transisional merupakan epitel yang berasal dari ureter, kandung kemih dan uretra baik pada wanita maupun pria. Dapat dilaporkan sebagai epitel transisional atau dapat pula dibedakan menurut asalnya (trans caudatus, female uretra, dll).
8. Epitel ginjal (renal epitel) hanya ditemukan dalam ginjal : bulat, kecil-kecil, inti agak besar, dengan malbin tampak kebiruan. Ditemukan pada kasus dengan gagal ginjal. Bila ditemukan lemak dalam sitoplasma maka disebut Oval Fat Bodies.
9. Kristal dalam sedimen yang dilaporkan harus mengacu pada pH urine sehingga tidak salah dalam pelaporan. Seperti tripel phosphat dan calcium carbonat yang ditemukan pada pH diatas 7,5.
10. Kadang-kadang kristal-kristal, bakteri, jamur dapat berukuran kecil sehingga perlu dilihat pada pembesaran 40x objektif.
11. Bila ditemukan epitel dengan inti lebih dari 1, maka dilaporkan sebagai carcinoma epithelia cell.
12. Bila BJ atau SG rendah, maka eritrosit akan cenderung mengembang sedangkan bila BJ atau SG tinggi maka eritrosit cenderung mengkerut.
13. Bila pH urine tinggi (lindi) maka leukosit cenderung mengumpul dan mengembang sedangkan pH rendah maka leukosit cenderung menyebar dan mengkerut.
14. Leukosit dari ginjal (Glitter Cell) dengan Malbins akan mengambil zat warna lemah sehingga tampak pucat, tetapi leukosit dari saluran kemih akan tampak jelas.
15. Membedakan ragi/yeast sel dengan eritrosit tambahkan KOH 10% atau asam cuka pada sedimen, eritrosit akan lisis.
16. Adanya Silinder, Epitel Renal tubuli, Glitter cell, silindroid, Oval fat bodies ditemukan pada keadaan gagal ginjal dan atau nefrotic sindrome.
17. Pada hematuria penghancuran eritrosit dengan Asam cuka untuk mempermudah melihat unsur sedimen lain.
18. Hal-hal lain : wajib menggunakan cover/deck glass dalam melakukan pemeriksaan.
19. Sedimen yang telah diwarnai dengan Malbins mampu bertahan hingga selama 1 minggu pada suhu 4derajat C.

Petunjuk Penggunaan
AIM Sedi Uri Stain

AIM Sedi Uri Stain merupakan modifikasi pewarnaan Sternheirmer-Malbin yang sangat stabil yang digunakan untuk pewarnaan dalam sediment urin dalam penentuan kualitatif maupun kuantitatif sediment urin secara mikroskopis.

Pengumpulan dan Penanganan Sampel
1. Gunakan wadah atau plastik yang kering dan bersih untuk menampung sampel urine.
2. Gunakan urine pertama di pagi hari agar diperoleh hasil sedimentasi yang optimal.
3. Setelah dikumpulkan, proses sample sesegera mungkin. Pemeriksaan sampel setelah 4 jam dapat menyebabkan menurunnya sediment atau berubahnya senyawa kimia dan bahan fisika urin. Jika pemeriksaan tidak segera dilakukan, simpan sampel spesimen pada 2-8C. Jangan dibekukan.
4. Jangan Gunakan urine yang telah lama ditampung dalam urine bag pasien dengan kateterisasi karena komponen sedimen sebagian telah rusak dan terjadi pertumbuhan bakteri yang pesat.

Materi yang Tersedia dalam Kit :
1. AIM Sedi Uri Stain 5 x 20 ml
2. 1 lembar petunjuk penggunaan

Materi yang tidak tersedia dalam Kit :
1. Tabung
2. Objek Glass
3. Deck Glass
4. Mikroskop

Prosedur Pemeriksaan
1. Tuang urine ke dalam tabung sebanyak 12 ml. sentrifuge sample tersebut selama 5 menit pada 1500 rpm.
2. Tuang/buang urine hingga tersisa 1 ml (sediment urine) atau hingga cairan tersisa sedikit.
3. Tambahkan 1 tetes AIM Sedi Uri Stain, kocok hingga homogen.
4. Ambil sedikit sampel sediment urine yang telah dicampur dengan AIM Sedi Uri Stain dengan pipet tetes, buat sediaan di Objek glass.
5. Tutup atas sediaan dengan deck glass.
6. Amati sampel slide dengan mikroskop pada pembesaran 10 x dan 40 x.
7. Lakukan penghitungan komponen sedimen yang ditemukan menurut aturan yang telah ditetapkan.

TEKNIK PENGECATAN BAKTERI

Semua jenis mikroorganisme mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan (Sutedjo, 1991). Pengecatan dan pewarnaan merupakan salah satu cara untuk mengamati sel-sel bakteri. Untuk membedakan berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat digunakan pewarna sederhana. Istilah ”pewarna sederhana” dapat diartikan dalam mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa). Sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif). Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna , substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer maka semua zat warna terhapus. Sebaliknya terdapat juga preparat yang tahan terhadap asam encer. Bakteri-bakteri seperti ini dinamakan bakteri tahan asam, dan hal ini merupakan ciri yang khas bagi suatu spesies (Dwidjoseputro, 1994).

Sejumlah besar koloni bakteri dan fungi menarik perhatian oleh warnanya yang mencolok, disebabkan karena terjadi eksresi zat warna ke dalam medium atau fermentasi sel. Kemampuan membentuk zat warna terfiksasi secara genetik, dan demikian merupakan penanda khusus. Bentuk-bentuk pewarna mudah dikenal dan ditentukan identitasnya, zat warna dapat merupakan derivat dari berbagai kelas; karotenoid zat warna fenazin, zat warna pirol, azakuinon dan antosian (Hans, 1994).

Zat warna adalah senyawa kimia berupa garam-garam yang salah satu ionnya berwarna. Garam terdiri dari ion bermuatan positif dan ion bermuatan negatif. Senyawa-senyawa kimia ini berguna untuk membedakan bakteri-bakteri karena reaksinya dengan sel bakeri akan memberikan warna berbeda. Perbedaan inilah yang digunakan sebagai dasar pewarnaan bakteri. Sel-sel warna dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu asam dan basa. Warna terletak pada muatan positif dari zat warna, maka disebut zat warna basa. Warna terdapat pada ion negatif, maka disebut zat warna asam. Contoh zat warna basa adalah methylen blue, safranin, netral red, dan lain-lain. Anionnya pada umumnya adalah Cl-, SO4-, CH3COO-, COOHCOO‑. Pewarnaan bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti : fiksasi, peluntur warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup (Sutedjo, 1991).

Sel-sel warna dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu asam dan basa. Jika warna terletak pada muatan positif dari zat warna, maka disebut zat warna basa. Jika warna terdapat pada ion negatif, maka disebut zat warna asam. Contoh zat warna basa adalah methylen blue, safranin, netral red, dan lain-lain. Sedangkan anionnya pada umumnya adalah Cl-, SO4-, CH3COO-, COOHCOO‑. Zat warna asam umumnya mempunyai sifat dapat bersenyawa lebih cepat dengan bagian sitoplasma sel sedangkan zat warna basa mudah bereaksi dengan bagian-bagian inti sel. Pewarnaan bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti : fiksasi, peluntur warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup (Sutedjo, 1991).

Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan tidak kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan, oleh sebab itu pengamatan tanpa pewarnaan menjadi lebih sukar dan tidak dapat digunakan untuk melihat bagian-bagian sel dengan teliti. Pewarnaan akan menyebabkan bakteri-bakteri tersebut kontras berwarna dengan sekelilingnya, sehingga akan terlihat jelas. Tujuan dari pewarnaan adalah untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop, memperjelas bentuk dan ukuran bakteri, melihat struktur luar dan dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, serta menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas dari bakteri. Bakteri memiliki beberapa bentuk tubuh. Bentuk-bentuk tubuh dari bakteri yaitu:

1. Bentuk bola atau Cocci (tunggal = coccus)

2. Bentuk batang atau bacilli (tunggal = bacillus)

3. Bentuk spiral atau sprilli (tunggal = sprilum)

4. Bentuk koma atau vibrios (tunggal = vibrio) (Volk & Wheeler, 1993).

Sel–sel bakteri mempunyai muatan yang agak negatif bila pH lingkungannya mendekati netral. Muatan negatif dari sel bakteri akan bergabung dengan muatan positif dari ion zat warna misalnya methylen blue, sehingga selnya akan berwarna. Perbedaan muatan inilah yang menyebabkan adanya ikatan atau gabungan antara zat warna dan sel bakteri (Frobisher et all, 1974).

Satu sifat penting dari bakteri dalam hubungannya dengan mikrobiologi adalah kemampuan beberapa jenis bakeri untuk memproduksi struktur internal yaitu endospora. Endospora ini umumnya terbentuk secara tunggal dalam sel guna menanggulangi keadaan lingkungan yang kurang baik. Spora yang sudah masak dilepas oleh alam ke lingkungan sekitarnya. Spora-spora ini dapat dilihat di bawah mikroskop fase kontras dan nampak sebagai bagian yang bercahaya terang baik di dalam atau di luar sel. Spora-spora ini tahan terhadap keadaan fisik atau kimiawi yang ekstrim seperti suhu, kekeringan dan bahan-bahan kimia pembasmi kuman dan dapat bertahan dalam keadaan tidur untuk beberapa tahun. Pada saat kondisi pertumbuhan memungkinkan, spora-spora tersebut tumbuh menjadi sel-sel vegetatif normal (Buckle, 1987).

OLED

Organic Light-Emitting Diode (OLED) atau dioda cahaya organik adalah sebuah semikonduktor sebagai pemancaran cahaya yang terbuat dari lapisan organik. OLED digunakan dalam teknologi elektroluminensi, seperti pada aplikasi tampilan layar atau sensor. Teknologi ini terkenal fleksibel dengan ketipisannya yang mencapai kurang dari 1 mm.

LATAR BELAKANG
Teknologi OLED ditemukan oleh ilmuwan Perusahaan Eastman kodak, Dr. Ching W. Tang pada tahun 1979. Riset di Indonesia mengenai teknologi ini dimulai pada tahun 2005. OLED diciptakan sebagai teknologi aternatif yang mampu mengungguli generasi tampilan layar sebelumnya, tampilan kristal cair (Liquid Crystal Display atau LCD). OLED terus dikembangkan dan diaplikasikan ke dalam piranti teknologi tampilan.

Teknologi OLED

OLED merupakan piranti penting dalam teknologi elektroluminensi. Teknologi tersebut memiliki dasar konsep pancaran cahaya yang dihasilkan oleh piranti akibat adanya medan listrik yang diberikan. Teknologi OLED dikembangkan untuk memperoleh tampilan yang luas, fleksibel, murah dan dapat digunakan sebagai layar yang efisien untuk berbagai keperluan layar tampilan.
Jumlah warna dari cahaya yang dipancarkan oleh piranti OLED berkembang dari satu warna menjadi Multi warna. Fenomena ini diperoleh dengan membuat variasi tegangan listrik yang diberikan kepada piranti OLED sehingga piranti tersebut memiliki prospek untuk menjadi piranti alternatif seperti teknologi tampilan layar datar berdasarkan kristal cair.

Struktur lapisan

Struktur OLED terdiri atas lapisan kaca terbuat dari oksida timah-indium yang berfungsi sebagai elektroda positif atau anoda, lapisan organik dari diamine aromatik dengan ketebalan 750 nm, lapisan pemancar cahaya yang terbuat dari senyawa metal kompleks misalnya 8-hydroxyquinoline aluminium, dan lapisan elektroda negatif atau katoda terbuat dari campuran logam magnesium dan perak dengan perbandingan atom 10:1. Konstruksi keseluruhan lapisan tidak lebih dari 500 nm, artinya OLED sama tipis dengan selembar kertas.

Desain piranti

Bagian penting dari piranti OLED adalah lapisan elektroda dan lapisan tipis yang terdiri dari molekul-molekul organik sebagai pemancar cahaya dimana keduanya disusun bertumpuk. Lapisan organik dapat dimendapkan dengan teknik yang relatif sederhana yaitu pelapisan memutar (spin coating) sedangkan lapisan elektroda dimendapkan menggunakan teknik penguapan (evaporation). Lapisan elektroda dibuat dari bahan logam transparan atau semi-transparan seperti Indiune Tin Oxide (ITO) atau aluminium (Al). Sifat transparan memungkinkan cahaya yang terpancar dari struktur piranti keluar secara optimal.

Mekanisme kerja

Mekanisme kerja OLED yaitu jika pada elektroda diberikan medan listrik, fungsi kerja katoda akan turun dan membuat elektron-elektron bergerak dari katoda menuju pita konduksi di lapisan organik. Keadaan ini mengakibatkan munculnya lubang (hole) di pita valensi. Anoda akan mendorong lubang untuk bergerak menuju pita valensi bahan organik. Keadaan ini mengakibatkan terjadinya proses rekombinasi elektron dan lubang di dalam lapisan organik dimana elektron akan turun dan bersatu dengan lubang lalu memberikan kelebihan energi dalam bentuk foto cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Pada akhirnya akan diperoleh satu jenis pancaran cahaya dengan panjang gelombang tertentu bergantung pada jenis bahan pemancar cahaya yang digunakan.

Aplikasi

Pengembangan teknologi OLED di Indonesia tepat dengan realitas yang ada yaitu pengembangan teknologi yang disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang terbatas dengan upaya memperoleh hasil yang optimal. Teknologi OLED sebagai layar alternatif dijadikan sebagai bentuk upaya untuk mengejar tertinggalnya teknologi yang ada agar tidak semakin jauh sehingga dapat mengurangi ketergantungan penggunaan produk teknologi dari negara industri maju.
Di Indonesia, beberapa teknologi layar tampilan dengan teknologi OLED sudah masuk ke pasar, mulai dari alat penerangan, alat konsumsi rumah tangga seperti televisi, gadget seperti  telepon genggam, papan ketik keyboard), kamera digital, jam tangan digital, komputer jinjing (laptop), layar komputer, sampai pada alat informasi seperti layar pengumuman di pasar swalayan, bandara, hotel atau rumah sakit. (

Alat penerangan

Teknologi OLED dalam bentuk alat penerangan seperti senter dapat ditemukan di kota-kota besar di Indonesia. Cahaya yang dihasilkan tidak seterang jenis lampu halogen tetapi senter tersebut hemat energi sehingga baterai yang digunakan dapat bertahan lebih lama.

Telepon genggam

Nokia 8800 sapphire arte adalah salah satu telepon genggam yang mengadopsi piranti layar OLED dan telah dipasarkan di Indonesia. Ukuran layar yang cukup lebar yaitu 240 x 320 piksel didukung teknologi OLED 16 juta warna membuat gambar atau hasil foto yang dihasilkannya sangat jernih dan seindah warna aslinya.

Papan ketik

Papan ketik dengan layar OLED di permukaannya sehingga dapat menampilkan sebuah huruf atau ikon yang seolah-olah tercetak di atas tombol papan ketik. Model papan ketik yang sudah ditawarkan di Indonesia yaitu model Optimus dan Mini 3.

Jam tangan digital

Layar OLED 1.8 inchi digunakan pada jam tangan digital yang dipasarkan oleh Gubrak.com Indonesia. Produk ini dilengkapi dengan pemutar MP4 (MP4 player), memiliki 7 EQ mode untuk memaksimalkan suara musik, rekaman suara, menampilkan gambar dalam format JPEG atau GIF, dan menonton film.

Kelebihan

Kehadiran teknologi OLED dengan proses pembuatannya yang unik menggeser posisi teknologi LCD.
  • Tampilan OLED baru dan menarik. Layar terbuat dari gabungan warna dalam kaca transparan sangat tipis sehingga ringan dan fleksibel.
  • Kemampuan OLED untuk beroperasi sebagai sumber cahaya yang menghasilkan cahaya putih terang saat dihubungkan dengan sumber listrik.
  • Konsumsi daya listrik yang rendah dan terbuat dari bahan organik menjadikan OLED sebagai teknologi ramah lingkungan.
  • Biaya operasional yang relatif rendah dan proses perakitan yang relatif sederhana dibandingkan LCD. OLED dapat dicetak ke atas substrat yang sesuai dengan menggunakan teknologi pencetak tinta semprot (inkjet printer).
  • Memiliki jangkauan wilayah warna, tingkat terang, dan tampilan sudut pandang yang sangat luas. Piksel OLED memancarkan cahaya secara langsung sedangkan LCD menggunakan teknologi cahaya belakang (backlight) sehingga tidak memancarkan warna yang sebenarnya.
  • OLED memiliki waktu reaksi yang lebih cepat. Layar LCD memiliki waktu reaksi 8-12 milisekon, sedangkan OLED hanya kurang dari 0.01 ms.
  • OLED dapat dioperasikan dalam batasan suhu yang lebih lebar.

Kekurangan

Teknologi OLED di Indonesia pada umumnya masih terbatasi oleh beberapa faktor sehingga harus dikembangkan lebih lanjut.
  • Masalah teknis OLED yaitu masa bertahan bahan organik yang terbatas, sekitar 14.000 jam dibandingkan layar datar lain yang bisa mencapai 60.000 jam. Pada tahun 2007, masa bertahan OLED dikembangkan menjadi 198.000 jam.
  • Kelembaban dapat memperpendek umur OLED. Bahan kandungan organik di dalam OLED dapat rusak jika terkena air.
  • Pengembangan proses segel (improved sealing process) dalam praktik pembuatan OLED dapat membatasi masa bertahan tampilan.
  • Dalam piranti OLED multi-warna yang ada sekarang, intensitas cahaya yang dihasilkan untuk warna tertentu belum cukup terang.
  • Harga produk yang cenderung mahal sehingga masih belum terjangkau oleh kalangan umum.

Sabtu, 21 Mei 2011

HOW BLOOD SAMPLE COLLECTION Veins (venous PUNCTIE) WITH VACUTAINER

HOW BLOOD SAMPLE COLLECTIONVeins (venous PUNCTIE) WITHVACUTAINERDefinition:a venous blood sample taken from a vein in the fossa cubiti,magna saphenous vein / venous another supervisial large enough toget a good blood sample and representative by usingvacutainer tube.Objectives:1. To get a good venous blood samples and meetrequirement to conduct inspections.2. To reduce the risk of contamination with blood (infection, needlesticj injury) due to venous punctie for officers as well as patients.3. For instructions to officers who perform the blood sampling(Phlebotomy)
PROCEDURE1. Do the explanations onpatients (about whatperformed on patients,patient cooperation, sensationthat will shape the patient)
Rational: In order for the patient can actcooperative with officers andreduce anxiety inpatient
2. Find a vein to be punctured(Superficial, quite large, straight,there is no inflammation, nointravenously)rational: a. Ensuring a placeappropriate for decisionblood samplesb. Make it easy to takeblood samples
3. Place the hands straight andekstensikan with the help of the operator's left hand orfouled with your palmsfacing upwards whileknead
rational: Vena seen more clearly so thatfacilitate blood sampling
4. Do disinfectant areato be pierced withsterile cotton wool soaked in70% alcohol and allowto dryness
rational: Preventing infections
5. Do damming onproximal region of approximately 4-5finger from where the stabbing forveins appear more clearly (iftourniguet form ikatab sipulopen and upward direction),should not be dammingtoo long (maximum 2minutes, the best 1 minute)
rational: 1. Facilitate stabbingin the area because of venousveins appear more clearly2. Arterial flow is interruptedprevent venous3. Damming thetoo long willresulting changescomposition of the plasma becauseoccur hemokonsentrasi
6. Prepare a vacutainer tubeappropriate to the typeexamination, needle-eyedtwo which one endhave been incorporated intoholder
rational: 1. Ensuring toolsuse appropriate and readywith2. Facilitate drainagevenous blood into vacutainer
7. Conducted needle stabbingvein at an angle of 150-300 lastwere fixed to avoidshift needle
Rational: In order for the needle does not penetrateposterior wall of the vein whenstabbed
8. Tourniguet released soonafter blood flow, thentube filled with a capacityvacutainer, patients were askedopen griphand.
Rational: In order when the needle is taken,blood does not flow out ofarea that was stabbed.
9. Vacutainer is released fromholder, then the needle slowly withdrawn
Rational: The volume of blood in vacutainerin accordance with the required volume of blood

 
10. Letakaan cotton 70% abovepuncture marks over severalminutes to preventbleeding, plaster, presswith the index finger and thumbpatients for as long as ± 5minutes.
rational: Preventing infection and bleedinga result of needle prick
11. Disposed of used needlesin a disposal containerspecial needle
rational: Preventing disease transmissionthrough used needles
12. In each tubelabeled vacutainer identitypatient
rational: Distinguishing patients who are singlewith the other so that noidentification errors
13. Note the special instructionshandling specimens.
rational: Reducing the spread of disease
14. Thank you pronounced onpatientSo people feel comfortable
15. Gloves are released andwash hands with liquidantiseptic
rational: Preventing disease transmission
16. Specimen sent to the section-section according to the typeexamination requested.rational: Getting resultsneeded to enforcediagnosis

Kamis, 17 Maret 2011

kanker paru

Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru. Patogenesis kanker paru belum benar-benar dipahami. Sepertinya sel mukosal bronkial mengalami perubahan metaplastik sebagai respon terhadap paparan kronis dari partikel yang terhirup dan melukai paru. Sebagai respon dari luka selular, proses reaksi dan radang akan berevolusi. Sel basal mukosal akan mengalami proliferasi dan terdiferensiasi menjadi sel goblet yang mensekresi mukus. Sepertinya aktivitas metaplastik terjadi akibat pergantian lapisan epitelium kolumnar dengan epitelium skuamus, yang disertai dengan atipia selular dan peningkatan aktivitas mitotik yang berkembang menjadi displasia mukosal. Rentang waktu proses ini belum dapat dipastikan, hanya diperkirakan kurang lebih antara 10 hingga 20 tahun.
Asal-usul sel penyebab kanker paru masih belum dapat dijelaskan. Selama ini berkembang dua buah teori,
  • Teori pleuripotential cell oleh Auerbach, yang menjelaskan penyimpangan yang terjadi pada proses diferensiasi sel punca menjadi sel-sel lain.
  • Teori sel kecil oleh Yesner, yang menjelaskan neoplasma sel kecil yang mengalami transformasi dan berevolusi menjadi sel kanker. (sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_paru-paru)